Sabtu, 11 Juli 2009

Penanganan Cedera Tumpul Abdomen


Definisi:

Cedera tumpul abdomen : terjadinya trauma pada abdomen, dimana trauma ini tidak memberikan kelainan yg jelas pada permukaan abdomen, tetapi dapat mengakibatkan kontusio atau laserasi jaringan atau organ di bawahnya.

Etiologi:

Cedera tumpul terbagi atas :

1. Benturan benda tumpul, dgn akibat :

1.1 Perforasi pada organ visera berongga.

1.2 Perdarahan pada organ visera padat.

2. Cedera kompresi, dgn akibat :

2.1 Robekan dan hematom pada organ visera padat.

2.2 Ruptur pada organ visera berongga, krn peningkatan tekanan intra luminer.

3. Cedera perlambatan (deselerasi), dgn akibat :

3.1 Peregangan dan ruptur pada jaringan ikat/ penyokong.

Penatalaksanaan:

1. Survei Primer

Survei ABCDE (Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure)

Survei ini dikerjakan secara serentak dan harus selesai dalam 2-5 menit.

1.1 Airway

Menilai jalan nafas bebas. Apakah pasien dapat bicara dan bernafas dgn bebas ?

Jika ada obstruksi, lakukan :

Ø Chin lift/ Jaw thrust

Ø Suction

Ø Guedel Airway

Ø Intubasi trakea

1.2 Breathing

Bila jalan nafas tidak memadai, lakukan :

Ø Beri oksigen

1.3 Circulation

Menilai sirkulasi/peredaran darah

Ø Hentikan perdarahan external bila ada

Ø Segera pasang dua jalur infus dgn jarum besar (14-16G)

Ø Beri infus cairan

Penilaian ulang ABC diperlukan bila kondisi pasien tidak stabil

1.4 Disability

Menilai kesadaran pasien dengan cepat, apakah psn sadar, hanya respon terhadap nyeri atau sama sekali tidak sadar. Tidak dianjurkan mengukur Glasgow Coma Scale

AWAKE A

RESPON BICARA (VERBAL) V

RESPON NYERI P

TAK ADA RESPONS U

1.5 Disability

Lepaskan baju dan semua penutup tubuh pasien, supaya dapat dicari semua cidera yang mungkin ada. Jika ada kecurigaan cedera leher atau tulang belakang, maka immobilisasi in line harus dikerjakan.

PENGELOLAAN JALAN NAFAS

Prioritas pertama adalah membebaskan jalan nafas dan mempertahankannya agar tetap

bebas.

1. Bicara kepada pasien

Pasien yang dapat menjawab dengan jelas adalah tanda bahwa jalan nafasnya bebas.

Pasien yang tidak sadar mungkin memerlukan jalan nafas buatan dan bantuan pernafasan.

Penyebab obstruksi pada pasien tidak sadar umumnya adalah jatuhnya pangkal lidah ke

belakang. Jika ada cedera kepala, leher atau dada maka pada waktu intubasi trakhea

tulang leher (cervical spine) harus dilindungi dengan imobilisasi in-line.

2. Berikan oksigen dengan sungkup muka (masker) atau kantung nafas ( selfinvlating)

3. Menilai jalan nafas

Tanda obstruksi jalan nafas antara lain :

Ø Suara berkumur

Ø Suara nafas abnormal (stridor, dsb)

Ø Pasien gelisah karena hipoksia

Ø Bernafas menggunakan otot nafas tambahan / gerak dada paradoks

Ø Sianosis

Waspada adanya benda asing di jalan nafas.

Jangan memberikan obat sedativa pada pasien seperti ini.

4. Menjaga stabilitas tulang leher

5. Pertimbangkan untuk memasang jalan nafas buatan

Ø Indikasi tindakan ini adalah :

Ø Obstruksi jalan nafas yang sukar diatasi

Ø Luka tembus leher dengan hematoma yang membesar

Ø Apnea

Ø Hipoksia

Ø Trauma kepala berat

Ø Trauma dada

Ø Trauma wajah / maxillo-facial

Obstruksi jalan nafas harus segera diatasi

PENGELOLAAN NAFAS (VENTILASI )

Prioritas kedua adalah memberikan ventilasi yang adekuat.

Inspeksi / lihat frekwensi nafas (LOOK)

Ø Adakah hal-hal berikut :

Ø Sianosis

Ø Luka tembus dada

Ø Flail chest

Ø Sucking wounds

Ø Gerakan otot nafas tambahan

Palpasi / raba (FEEL)

Ø Pergeseran letak trakhea

Ø Patah tulang iga

Ø Emfisema kulit

Ø Dengan perkusi mencari hemotoraks dan atau pneumotoraks

Auskultasi / dengar (LISTEN)

Ø Suara nafas, detak jantung, bising usus

Ø Suara nafas menurun pada pneumotoraks

Ø Suara nafas tambahan / abnormal

Tindakan Resusitasi

Jika ada distres nafas maka rongga pleura harus dikosongkan dari udara dan darah dengan

memasang drainage toraks segera tanpa menunggu pemeriksaan sinar X.

Jika diperlukan intubasi trakhea tetapi sulit, maka kerjakan krikotiroidotomi.

Catatan Khusus

Ø Jika dimungkinkan, berikan oksigen hingga pasien menjadi stabil

Ø Jika diduga ada tension pneumotoraks, dekompresi harus segera dilakukan dengan

jarum besar yang ditusukkan menembus rongga pleura sisi yang cedera. Lakukan

pada ruang sela iga kedua (ICS 2) di garis yang melalui tengah klavikula.

Ø Pertahankan posisi jarum hingga pemasangan drain toraks selesai.

Ø Jika intubasi trakhea dicoba satu atau dua kali gagal, maka kerjakan krikotiroidotomi.

Tentu hal ini juga tergantung pada kemampuan tenaga medis yang ada dan

kelengkapan alat.

Jangan terlalu lama mencoba intubasi tanpa memberikan ventilasi

PENGELOLAAN SIRKULASI

Prioritas ketiga adalah perbaikan sirkulasi agar memadai.

‘Syok’ adalah keadaan berkurangnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan. Pada pasien

trauma keadaan ini paling sering disebabkan oleh hipovolemia.

Diagnosa syok didasarkan tanda-tanda klinis :

Hipotensi, takhikardia, takhipnea, hipothermi, pucat, ekstremitas dingin, melambatnya

pengisian kapiler (capillary refill) dan penurunan produksi urine. (lihat Appendix-3)

Jenis-jenis syok :

Syok hemoragik (hipovolemik): disebabkan kehilangan akut dari darah atau cairan

tubuh. Jumlah darah yang hilang akibat trauma sulit diukur dengan tepat bahkan pada

trauma tumpul sering diperkirakan terlalu rendah. Ingat bahwa :

Ø Sejumlah besar darah dapat terkumpul dalam rongga perut dan pleura.

Ø Perdarahan patah tulang paha (femur shaft) dapat mencapai 2 (dua) liter.

Ø Perdarahan patah tulang panggul (pelvis) dapat melebihi 2 liter

Syok kardiogenik : disebabkan berkurangnya fungsi jantung, antara lain akibat :

Ø Kontusioo miokard

Ø Tamponade jantung

Ø Pneumotoraks tension

Ø Luka tembus jantung

Ø Infark miokard

Penilaian tekanan vena jugularis sangat penting dan sebaiknya ECG dapat direkam.

Syok neurogenik : ditimbulkan oleh hilangnya tonus simpatis akibat cedera sumsum

tulang belakang (spinal cord). Gambaran klasik adalah hipotensi tanpa diserta

takhikardiaa atau vasokonstriksi.

Syok septik : Jarang ditemukan pada fase awal dari trauma, tetapi sering menjadi

penyebab kematian beberapa minggu sesudah trauma (melalui gagal organ ganda). Paling

sering dijumpai pada korban luka tembus abdomen dan luka bakar.

Hipovolemia adalah keadaan darurat mengancam jiwa

Yang harus dikenali dan diatasi secara agresif

Langkah-langkah resusitasi sirkulasi

Tujuan akhirnya adalah menormalkan kembali oksigenasi jaringan.

Karena penyebab gangguan ini adalah kehilangan darah maka resusitasi cairan merupakan

prioritas

1. Jalur intravena yang baik dan lancar harus segera dipasang. Gunakan kanula besar

(14 - 16 G). Dalam keadaan khusus mungkin perlu vena sectie

2. Cairan infus (NaCL 0,9%) harus dihangatkan sampai suhu tubuh karena hipotermia

dapat menyababkan gangguan pembekuan darah.

3. Hindari cairan yang mengandung glukose.

4. Ambil sampel darah secukupnya untuk pemeriksaan dan uji silang golongan darah.

Urine

Produksi urine menggambarkan normal atau tidaknya fungsi sirkulasi jumlah seharusnya

adalah > 0.5 ml/kg/jam. Jika pasien tidak sadar dengan syok lama sebaiknya dipasang

kateter urine.

Transfusi darah

Penyediaan darah donor mungkin sukar, disamping besarnya risiko ketidak sesuaian

golongan darah, hepatitis B dan C, HIV / AIDS. Risiko penularan penyakit juga ada

meski donornya adalah keluarga sendiri.

Transfusi harus dipertimbangkan jika sirkulasi pasien tidak stabil meskipun telah

mendapat cukup koloid / kristaloid. Jika golongan darah donor yang sesuai tidak tersedia,

dapat digunakan darah golongan O (sebaiknya pack red cel dan Rhesus negatif.

Transfusi harus diberikan jika Hb dibawah 7g / dl jika pasien masih terus berdarah.

Prioritas pertama : hentikan perdarahan

Cedera abdomen

Damage control laparatomy harus segera dilakukan sedini mungkin bila resusitasi

cairan tidak dapat mempertahankan tekanan sistolik antara 80-90 mmHg. Pada waktu

DC laparatomy, dilakukan pemasangan kasa besar untuk menekan dan menyumbat

sumber perdarahan dari organ perut (abdominal packing). Insisi pada garis tengah

hendaknya sudah ditutup kembali dalam waktu 30 menit dengan menggunakan

penjepit (towel clamps). Tindakan resusitasi ini hendaknya dikerjakan dengan

anestesia ketamin oleh dokter yang terlatih (atau mungkin oleh perawat untuk rumah

sakit yang lebih kecil). Jelas bahwa teknik ini harus dipelajari lebih dahulu namun

jika dikerjakan cukup baik pasti akan menyelamatkan nyawa.

Prioritas kedua: Penggantian cairan, penghangatan, analgesia dengan ketamin.

Ø Infus cairan pengganti harus dihangatkan karena proses pembekuan darah

berlangsung paling baik pada suhu 38,5 C. Hemostasis sukar berlangsung baik pada

suhu dibawah 35 C. Hipotermia pada pasien trauma sering terjadi jika evakuasi pra

rumah sakit berlangsung terlalu lama (bahkan juga di cuaca tropis). Pasien mudah

menjadi dingin tetapi sukar untuk dihangatkan kembali, karena itu pencegahan

hipotermia sangat penting. Cairan oral maupun intravena harus dipanaskan 40-42 C.

Ø Resusitasi cairan hipotensif : Pada kasus-kasus dimana penghentian perdarahan tidak

definitive atau tidak meyakinkan volume diberikan dengan menjaga tekanan sistolik

antara 80 - 90 mmHg selama evakuasi.

Ø Cairan koloid keluar, cairan elektrolit masuk ! Hasil penelitian terbaru dengan

kelompok kontrol menemukan sedikit efek negatif dari penggunaan koloid

dibandingkan elektrolit untuk resusitasi cairan.

Ø Resusitasi cairan lewat mulut (per-oral) cukup aman dan efisien jika pasien masih

memiliki gag reflex dan tidak ada cedera perut. Cairan yang diminum harus rendah

gula dan garam. Cairan yang pekat akan menyebabkan penarikan osmotik dari

mukosa usus sehingga timbullah efek negatif. Diluted cereal porridges yang

menggunakan bahan dasar lokal/setempat sangat dianjurkan.

Ø Analgesia untuk pasien trauma dapat menggunakan ketamin dosis berulang 0,2

mg/kg. Obat ini mempunyai efek inotropik positif dan tidak mengurangi gag reflex,

sehingga sesuai untuk evakuasi pasien trauma berat.

SURVEI SEKUNDER

Survei Sekunder hanya dilakukan bila ABC pasien sudah stabil

Bila sewaktu survei sekunder kondisi pasien memburuk maka kita harus kembali

mengulangi PRIMARY SURVEY.

Pemeriksaan rongga perut (abdomen)

Ø Luka tembus abdomen memerlukan eksplorasi bedah

Ø Pasanglah pipa nasogastrik pada pasien trauma tumpul abdomen kecuali bila ada

trauma wajah

Ø Periksa dubur (rectal toucher), menilai:

I. Tonus sfinkter anus

II. Integritas dinding rektum

III. Darah dalam rektum

IV. Posisi prostat.

Ø Pasang kateter kandung seni jika tidak ada darah di meatus externus

Diagnostic Peritoneal Lavage (DPL) dapat membantu menemukan adanya darah atau

cairan usus dalam rongga perut. Hasilnya dapat amat membantu. Tetapi DPL ini hanya

alat diagnostik. Bila ada keraguan, kerjakan laparatomi (gold standard).

Indikasi untuk melakukan DPL sbb.:

Ø Nyeri abdomen yang tidak bisa diterangkan sebabnya

Ø Trauma pada bagian bawah dari dada

Ø Hipotensi, hematokrit turun tanpa alasan yang jelas

Ø Pasien cedera abdominal dengan gangguan kesadaran (obat,alkohol, cedera otak)

Ø Pasien cedera abdominal dan cedera medula spinalis (sumsum tulang belakang)

Ø Patah tulang pelvis

Kontra indikasi relatif melakukan DPL sbb.:

Ø Hamil

Ø Pernah operasi abdominal

Ø Operator tidak berpengalaman

Ø Bila hasilnya tidak akan merubah penata-laksanaan

Problem spesifik lain pada trauma abdominal :

Patah tulang pelvis sering disertai cedera urologis dan perdarahan masif.

Ø Pemeriksaan rektum penting untuk mengetahui posisi prostat dan adanya darah

atau laserasi rektum atau perineum.

Ø Foto ronsen pelvis ( bila diagnosaklinis sulit ditegakkan).

Penata-laksanaan patah tulang pelvis termasuk :

Ø Resusitasi (ABC)

Ø Transfusi

Ø Imobilisasi dan penilaian untuk operasi

Ø Analgesik

Patah tulang pelvis sering menyebabkan perdarahan masif

Semangkuk bakmi panas

Pada malam itu, Ana bertengkar dengan ibunya. Karena sangat marah, Ana segera meninggalkan rumah tanpa membawa apapun. Saat berjalan di suatu jalan, ia baru menyadari bahwa ia sama sekali tdk membawa uang.

Saat menyusuri sebuah jalan, ia melewati sebuah kedai bakmi dan ia mencium harumnya aroma masakan. Ia ingin sekali memesan
semangkuk bakmi, tetapi ia tdk mempunyai uang.

Pemilik kedai melihat Ana berdiri cukup lama di depan kedainya, lalu berkata “Nona, apakah engkau ingin memesan semangkuk bakmi?” ” Ya, tetapi, aku tdk membawa uang” jawab Ana dengan malu-malu
“Tidak apa-apa, aku akan mentraktirmu” jawab si pemilik kedai. “Silahkan duduk, aku akan memasakkan bakmi untukmu”.

Tidak lama kemudian, pemilik kedai itu mengantarkan semangkuk bakmi. Ana segera makan beberapa suap, kemudian air matanya mulai berlinang. “Ada apa nona?”
Tanya si pemilik kedai.
“tidak apa-apa” aku hanya terharu jawab Ana sambil mengeringkan air matanya.

“Bahkan, seorang yang baru kukenal pun memberi aku semangkuk bakmi !, tetapi,? ibuku sendiri, setelah bertengkar denganku, mengusirku dari rumah dan mengatakan kepadaku agar jangan kembali lagi ke rumah”
“Kau, seorang yang baru kukenal, tetapi begitu peduli denganku dibandingkan dengan ibu kandungku sendiri” katanya kepada pemilik kedai.

Pemilik kedai itu setelah mendengar perkataan Ana, menarik nafas panjang dan berkata “Nona mengapa kau berpikir seperti itu? Renungkanlah hal ini, aku hanya memberimu semangkuk bakmi dan kau begitu terharu. Ibumu telah memasak bakmi dan nasi untukmu saat kau kecil sampai saat ini, mengapa kau tidak berterima kasih kepadanya? Dan kau malah bertengkar dengannya”

Ana, terhenyak mendengar hal tsb. “Mengapa aku tdk berpikir ttg hal tsb? Utk semangkuk bakmi dr org yg baru kukenal, aku begitu
berterima kasih, tetapi kepada ibuku yg memasak untukku selama bertahun-tahun, aku bahkan tidak memperlihatkan kepedulianku kepadanya. Dan hanya karena persoalan sepele, aku bertengkar dengannya.

Ana, segera menghabiskan bakminya, lalu ia menguatkan dirinya untuk segera pulang ke rumahnya. Saat berjalan ke rumah, ia memikirkan kata-kata yg hrs diucapkan kpd ibunya. Begitu sampai di ambang pintu rumah, ia melihat ibunya dengan wajah letih dan cemas. Ketika bertemu dengan Ana, kalimat pertama yang keluar dari mulutnya adalah “Ana kau sudah pulang, cepat masuklah, aku
telah menyiapkan makan malam dan makanlah dahulu sebelum kau tidur, makanan akan menjadi dingin jika kau tdk memakannya sekarang”. Pada saat itu Ana tdk dapat menahan tangisnya dan ia menangis dihadapan ibunya.

Sekali waktu, kita mungkin akan sangat berterima kasih kpd org lain disekitar kita untuk suatu pertolongan kecil yang diberikan
kepada kita. Tetapi kpd org yang sangat dekat dengan kita (keluarga) khususnya orang tua kita, kita harus ingat bahwa kita berterima kasih kepada mereka seumur hidup Kita.

RENUNGAN:

BAGAIMANAPUN KITA TIDAK BOLEH MELUPAKAN JASA ORANG TUA KITA.
SERINGKALI KITA MENGANGGAP PENGORBANAN MEREKA MERUPAKAN SUATU PROSES
ALAMI YANG BIASA SAJA; TETAPI KASIH DAN KEPEDULIAN ORANG TUA KITA ADALAH
HADIAH PALING BERHARGA YANG DIBERIKAN KEPADA KITA SEJAK KITA LAHIR.
PIKIRKANLAH HAL ITU??
APAKAH KITA MAU MENGHARGAI PENGORBANAN TANPA SYARAT DARI ORANG TUA KITA?

HAI ANAK-ANAK, TAATILAH ORANG TUAMU DALAM SEGALA HAL, KARENA ITULAH YANG INDAH DIDALAM TUHAN.

Sabtu, 21 Februari 2009

Hidup mulia Mati syahid

Assalamu'alaykum…
"Hidup Mulia atau Mati Syahid" sebuah ungkapan yang mungkin sering kita dengar… bahkan sebagian sahabat kita menuliskan kalimat 'itu' dalam Motto mereka. Apakah kamu termasuk salah satunya? Kalau jawabnya Ya. Silakan meneruskan membaca tulisan ini.

Saudaraku, ungkapan ini sangat indah didengar (menurutku gitu). Menunjukkan kekeraskepalaan kita untuk tetap eksis di dunia di hadapan pencipta segala asa. Itulah manusia, semangat dan selalu semangat (seharusnya) untuk mendapatkan yang terbaik. Bukan berarti orang yang keras kepala itu jelek. Tapi kadang itu juga diperlukan sebagai penegas akan pendirian seserang. Maksudnya? Maksudku kalau kamu mempunyai sebuah idealisme dan idealisme itu kamu anggap benar. Maka pertahankanlah idealisme itu. Tapi ketika kau sudah merasa itu ada sebuah kesalahan, maka cepat cepatlah kau mengoreksi idealismemu. Apakah itu sudah sesuai dengan Qur'an dan Sunnah apa belom… masih belum dong?(waduh, aku puny aide tapi nggak bisa ngeFlorkan yo kaya' gini. Afwan ya…)

Saudaraku, aku punya tandingan ungkapan dari ungkapan "Hidup Mulia atau Mati Syahid". Kalau menurutku, emang bener sih itu bagus… (apalagi kalau dalam keadaan perang). Dan kita memang harus tetap hidup mulia di dunia ini, dengan membela dienul islam ini tentunya. Kita harus berperang habis-habisan (ketika dalam keadaan perang) sampai kemenangan berada di tangan kita. So kita nggak menyerah ditengah jalan… karena hanya kebahagiaan yang ada di hadapan kita… hidup mulia atau Mati syahid… apakah kamu nggak ingin mati syahid?

Saudaraku, tapi aku punya ungkapan yang lebih keren dari itu!! Apakah itu??
"Hidup Mulia DAN Mati Syahid!!" ya, hidup mulia dan mati syahid. Ungkapan ini lebih menekankan kita untuk tetap berjuang. Sukses untuk hidup mulia dan matinya-pun syahid…

aku hanya sedikit berfikiran ala matematik. Kalau penghubungnya "atau", salah satu terpenuhi itu sudah dianggap benar. Artinya jika kita hidup mulia, belum tentu kita nanti mati syahid!! Tul nggak?? Ketika kita selesai berperang di jalan Allah, masih ada kesempatan kita untuk terjerumus ke dalam lembah dosa dan masih memungkinkan mati tidak dalam keadaan syahid. Berbeda dengan ungkapan "Hidup Mulia dan Mati Syahid", disini lebih ditekankan agar kita menggapai kedua duanya (karena pnghubungnya "dan"). Yaitu kehidupan mulia di dunia dan matinya pun mati syahid setelahnya. Karena penghubung "dan" hanya akan dianggap benar jika kedua duanya benar…

Jadi, Apa pilihanmu sekarang? Masih tetap "hidup mulia atau mati syahid!" ataukah "Hidup Mulia dan Mati Syahid!" itu terserah pada diri dan pemahamanmu. Allahlah yang Maha tau, Allahlah yang menggenggam segala cita. Karena itu, sandarkan semua cita padaNya…
WaAllahu a'lam bisshowab…